Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia
Lantas apakah ada solusinya?
Akmal meminta para pemimpin di pemerintahan untuk menyamakan suara tentang keputusan di bidang olahraga ini.
"[Presiden] Jokowi bisa mengumpulkan politisi dan partai-partai politik dan dewan semuanya dan bilang 'ini kepentingan negara loh'," katanya.
"Bisa disampaikan sama Presiden bahwa kita harus terima Israel dengan mengeluarkan Perppu untuk misalnya mengganti sementara Permenlu nomor 3 Tahun 2019 tentang hubungan diplomasi dengan Israel."
Menurutnya, dalam lingkup Piala Dunia, Indonesia harus mengedepankan "perdamaian abadi dan keadilan sosial" untuk Israel.
"Israel, walaupun kita benci berhak mendapatkan keadilan," katanya.
"Kenapa? Mereka lolos piala dunia lewat kualifikasi. Mereka memang berhasil mendapatkan tiket itu, Masa kita enggak mau kasih? Kan enggak adil namanya."
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pemuda dan Olahraga Muhadjir Effendy, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan segera terbang ke Zurich "untuk konsultasi lebih lanjut dengan FIFA."
"Kemarin baru salah satu wakil ketua dari PSSI yang ketemu, mudah-mudahan ada titik temu, paling tidak FIFA memahami posisi Indonesia," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/03).
29 Maret 2023 - Negosiasi Erick Thohir Gagal, Sepak Bola Indonesia Menangis
Foto: Erick Thohir meninjau Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang. (Twitter @erickthohir)
Menanggapi dibatalkannya drawing Piala Dunia U-20 2023, Presiden Joko Widodo mengutus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir untuk bertemu FIFA di Doha, Qatar.
Namun, 52 hari jelang Piala Dunia U-20 2023, negosiasi tersebut tidak berhasil. FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia setelah Erick Thohir bertemu Gianni Infantino melalui pernyataan di laman resminya. Berikut isi pernyataan tersebut.
Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, FIFA memutuskan, karena kondisi terkini, untuk mengeluarkan Indonesia dari tuan rumah Piala Dunia 2023 FIFA U-20. Tuan rumah baru akan segera diumumkan secepatnya, dengan tanggal pertandingan yang tertia tetap tak berubah. Sanksi potensial terhadap PSSI akan diputuskan ke depan
FIFA menggarisbawahi tetap akan berkomitmen aktif membantu PSSI dan bekerja sama erat dengan pemerintahan Presiden Jokowi dalam proses transformasi persepakbolaan Indonesia, khususnya pasca tragedi pada Oktober 2022. Anggota dari FIFA akan hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan menyediakan asistensi ke PSSI, di bawah kepemimpinan Thohir
Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Ketum PSSI untuk pembahasan lebih lanjut akan dijadwalkan dalam waktu dekat.
"Saya sudah berjuang maksimal," tegas Erick Thohir seperti dikutip dari siaran pers.
"Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu," ujar Erick.
Saksikan video di bawah ini:
26 Maret 2023 - Drawing Dibatalkan
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Tampilan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pasca renovasi yang telah menggunakan rumput kelas 1 standar FIFA.
Buntut dari polemik Israel U-20 ini adalah pada Minggu (26/3/2023), yakni ketika PSSI merilis pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang akan digelar di Bali, Jumat (31/3). Anggota komite eksekutif (Exco PSSI), Arya Sinulingga menyebutkan bahwa pembatalan dilakukan FIFA.
Menurut kabar yang beredar, FIFA menunda undian tersebut karena tidak senang atas dinamika yang terjadi di tuan rumah.
"Memang kami belum mendapat surat resmi dari FIFA, tetapi pesannya jelas karena adanya penolakan dari Gubernur Bali yang menolak Tim Israel sehingga dengan sendirinya drawing tidak bisa dilaksanakan tanpa seluruh peserta," lanjutnya
Arya juga menegaskan, keputusan FIFA membatalkan drawing di Bali menjadi bukti dari ketidakmampuan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Sebab, FIFA menganggap ini sebagai pembatalan garansi penyelenggaraan alias Government Guarantee yang telah diteken oleh Indonesia.
Sebagai informasi, bila Government Guarantee telah ditandatangani, suatu negara telah memberikan garansi atas kesiapannya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Negara mana yang sudah menawarkan diri?
Kabar dibatalkannya 'drawing' juga langsung ditanggapi oleh berbagai negara.
Argentina, misalnya,sudah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 jika Indonesia batal menjadi tuan rumah.
Berdasarkan unggahan dari reporter olahraga Gastn Edul di Twitter, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) menyatakan siap menjadi tuan rumah.
"Piala Dunia U20 seharusnya diadakan di Indonesia pada bulan Mei. Karena alasan non-sepak bola (politik), pengundian ditunda," demikian terjemahan tweet tersebut.
Selain Argentina, ada pula negara lain seperti Brasil yang ikut memperebutkan gelar tuan rumah pada Piala Dunia U-20.
Bahrain, Uni Emirat Arab, hingga Qatar juga disebut-sebut oleh sejumlah media sebagai kandidat kuat menggantikan Indonesia menggelar pertandingan sepak bola kelas dunia.
Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini.
Apa dampaknya bagi para pemain?
Kusnaeni menjelaskan Piala Dunia U-20 merupakan mimpi panjang yang kerap dinantikan oleh para pemain muda. Karena terakhir kali Indonesia ikut Piala Dunia U-20 pada tahun 1977 atau 46 tahun silam.
Untuk pertandingan ini, timnas sudah mempersiapkan diri sejak dua tahun lalu, ditangani oleh pelatih dengan bayaran super mahal, hingga mendatangkan pemain luar.
Keinginan mereka, kata Kusnaeni, hanya ingin membela Indonesia di ajang tertinggi.
"Jadi meskipun main melalui jalur gratis, pembatalan ini menjadi akhir mimpi panjang yang sekarang entah berapa lama lagi harus mereka impikan," ujarnya.
"Ketika tinggal selangkah lagi menuju ke event yang sama, tiba-tiba mimpinya diruntuhkan dan kita berpotensi dihukum."
Itu mengapa, ia menilai suara kekecewaan dari para pemain dan masyarakat bisa dimaklumi. Sebab peluang untuk menang sangat "realistis".
Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.
Tapi lebih dari itu, lewat Piala Dunia U-20 ini sebetulnya bisa menjadi "trigger" untuk mendorong percepatan dalam hal kelayakan infrastruktur stadion, tata kelola pelaksanaan pertandingan.
"Namun momentum itu hilang dengan batalnya Piala Dunia."
Adapun mengenai suara-suara di media sosial yang mensyukuri dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 usai terjadinya tragedi Kanjuruhan, dinilai tidak relevan.
Sebab penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah terjadi pada Oktober 2019.
"Saya bisa memahami karena publik melihat langkah-langkah yang dilakukan menyikapi Kanjuruhan tidak maksimal."
"Akan tetapi Piala Dunia ini tidak terkait langsung dengan Kanjuruhan," jelas Kusnaeni.
Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.
Apa konsekuensi jika batal jadi tuan rumah?
Akmal mengatakan Indonesia terancam menerima sanksi dari FIFA, jika nantinya Indonesia batal jadi tuan rumah.
"Salah satunya dibekukan. Kalau dibekukan, kita tidak bisa ikut event-event yang digelar FIFA sampai pembekuannya dicabut," katanya.
"Itu hukuman paling ringan. Selain pembekuan apa? Bisa juga dicoret dari keanggotaan FIFA."
Akmal mengatakan bila sampai dibekukan, Indonesia harus mendaftarkan diri ulang sebagai anggota baru FIFA.
Jangka waktu penerimaannya bisa sehari atau pun sampai bertahun-tahun "sampai FIFA meyakini Indonesia bisa dipercaya."
Namun di luar sanksi dari FIFA, ada konsekuensi lain yang juga tidak kalah berat.
"Supporter Indonesia gigit jari, bangsa Indonesia dikucilkan dari sepak bola dunia, [dan] bahkan dari pergaulan internasional karena tidak bisa komitmen dengan apa yang sudah disepakati bersama," kata Akmal.
2019 - Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah
Foto: Presiden badan sepak bola dunia FIFA, Gianni Infantino (kanan) memberikan cinderamata kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) usai memberikan keterangan pers hasil pertemuan mereka di Istana Merdeka di Jakarta, Indonesia, Selasa (18/10/2022). (Photo by ADEK BERRY/AFP via Getty Images)
Indonesia telah dipercaya oleh FIFA sebagai host alias tuan rumah Piala Dunia U-20 sejak 2019 lalu.
Dilansir dari laman resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 diumumkan secara langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam FIFA Council Meeting di Shanghai, China pada 24 November 2019.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah adalah hasil persaingan dengan Brasil dan Peru. Dalam proses pemilihan, Pemerintah menyatakan komitmennya bahwa Indonesia siap menyukseskan Piala Dunia U-20.
Saat itu, ada sepuluh stadion yang disiapkan. Berdasarkan pertimbangan FIFA, terpilihlah enam stadion yang dianggap memenuhi kualifikasi untuk menggelar Piala Dunia U-20, yakni.
Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatra Selatan)
Stadion Utama Gelora Bung Karno (DKI Jakarta)
Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat)
Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah)
Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya, Jawa Timur)
Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali)
Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing
Banda Aceh, wapresri.go.id – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Dalam situs resminya, pada Rabu (29/03/2023), FIFA menyatakan batal menggelar Piala Dunia U20 2023 di Indonesia dengan alasan “situasi terkini” di Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menekankan bahwa keputusan FIFA harus diterima dengan lapang dada oleh bangsa Indonesia.
“Apapun harus kita terima dengan ikhlas, tetapi tidak berarti itu kiamat bagi sepak bola Indonesia,” tegas Wapres saat memberikan keterangan pers usai memberikan beasiswa dan Kuliah Umum serta peluncuran Buku “K.H. Ma’ruf Amin: Bapak Ekonomi Syariah Indonesia” di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Jl. Syeikh Abdul Rauf, Darussalam, Banda Aceh, Kamis (30/03/2023).
Sebab, sambungnya, meskipun membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023, FIFA berjanji akan tetap membina sepak bola Indonesia.
“Menurut saya keputusan batalnya [penyelenggaraan Piala Dunia U-20] ini tidak boleh membut kita kemudian menjadi pesimis [dan] patah semangat,” pintanya.
Selain itu, Wapres juga mengharapkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) khususnya dalam bidang sepak bola yang tengah dikembangkan pemerintah tidak boleh terganggu karena hal tersebut. Ia meminta pembinaan olah raga sepak bola di tanah air terus berlanjut, sehingga ke depan memiliki reputasi yang lebih baik.
“Sepak bola kita harus mendunia, harus bagus, harus bisa menjadi juara baik di ASEAN, Asia, bahkan juga di tingkat dunia,” pinta Wapres.
“Jadi peristiwa ini tidak boleh membuat kita kehilangan semangat seperti kiamat,” tegasnya lagi.
Kemudian kepada para punggawa Timnas Indonesia, Wapres memberikan semangat agar tidak berkecil hati dan terus semangat berlatih untuk menyongsong berbagai event internasional lainnya.
“Terus dilatih, terus dibina, penyelenggaraan [Piala Dunia U-20] batal tidak berarti kita tidak bisa ikut event internasional lainnya,” pintanya.
Menurut Wapres, sejauh ini FIFA memandang potensi sepak bola Indonesia cukup besar, sehingga mereka berkomitmen untuk terus memberikan pembinaan.
“Saya dengar FIFA ingin membina bahkan ingin berkantor di Jakarta. Mereka melihat semangat sepak bola kita besar dan kemudian talenta yang dimiliki [para pemain] juga besar. Insya Allah, mudah-mudahan tidak ada sanksi [dan] kesempatan untuk kita bangkit selalu terbuka,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Indonesia sebelumnya ditunjuk oleh FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan pada 20 Mei-11 Juni 2023 mendatang. Menindaklanjuti penunjukan ini, Indonesia telah menyiapkan enam stadion sebagai venue pertandingan yakni di Jakarta, Bandung, Palembang, Solo, Surabaya, dan Gianyar.
Namun, akibat adanya polemik penolakan kedatangan Timnas Israel ke Indonesia oleh sejumlah pihak, FIFA membatalkan undian (drawing) pertandingan Piala Dunia U-20 2023 yang mestinya akan dilaksanakan pada 31 Maret 2023 mendatang di Bali.
Menanggapi pembatalan drawing tersebut, Presiden Joko Widodo kemudian mengutus Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir untuk bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino guna mencari jalan tengah terkait polemik penolakan kedatangan Timnas Israel.
Tetapi alhasil, FIFA tetap pada pendiriannya untuk membatalkan drawing dan bahkan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Mendampingi Wapres pada keterangan pers kali ini, Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Mujiburrahman, Plt. Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Taufik Hidayat, dan Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi. (EP/RJP-BPMI Setwapres)
Sejumlah sanksi mengancam kelangsungan dunia sepak bola Indonesia seiring pengumuman FIFA yang telah membatalkan 'drawing' yang seharusnya dilakukan pada 31 Maret mendatang.
Sejumlah negara juga dikabarkan mengincar posisi sebagai tuan rumah penyelenggaraan ajang Piala Dunia U-20 menggantikan Indonesia. Dikutip dari detikNews, berikut penjelasan singkat dan pandangan pakar mengenai pembatalan tersebut tersebut.
Dalam pernyataannya, PSSI mengatakan penolakan Gubernur Bali Wayan Koster atas kehadiran Tim Nasional Israel dalam U20 menjadi sebab tindakan pembatalan yang dilakukan FIFA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster menyampaikan penolakannya dalam surat kepada PSSI dan Menteri Pemuda dan Olahraga.
"Karena, bagi FIFA, penolakan Gubernur tersebut sama dengan membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali," bunyi pernyataan PSSI (26/03).
"Padahal sebelumnya, Gubernur Bali sudah menandatangani Government Guarantee untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 termasuk di dalamnya Drawing Piala Dunia U-20."
14 Maret 2023 - Penolakan Israel Menjamur, Drawing Dibatalkan
Foto: Gubernur Bali, Wayan Koster di T20 Indonesia Summit 2022 di Nusa Dua, Bali. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Polemik semakin memanas setelah Gubernur Bali, I Wayan Koster menuliskan surat ke Menpora pada 14 Maret 2023.
Dalam surat yang ditujukan ke Zainudin Amali, Koster menolak Timnas Israel bermain di Bali setelah sebelumnya membuat twit di media sosial soal penolakan Israel.
Setelah Koster, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun juga ikut menolak Israel bermain di wilayahnya, yakni Solo secara terang-terangan. Serupa dengan Koster, Ganjar menggunakan ideologi Bung Karno jadi landasan penolakan.
Tidak berhenti sampai di Koster dan Ganjar, DPRD Jawa Barat, kelompok sepak bola Palembang, hingga organisasi masyarakat (ormas) pun ikut beramai-ramai menolak Israel. Bahkan, ada ormas yang sampai melayangkan ancaman.
Lalu, organisasi keagamaan, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), petinggi Nahdlatul Ulama (NU), hingga Menteri Agama pun ikut angkat suara. MUI menyatakan penolakan, tetapi NU tidak mempermasalahkan.
Tak lama kemudian, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Palestina, Zuhair Al Shun pada 24 Maret 2023. Pertemuan tersebut memang tidak ada pembicaraan terkait Piala Dunia U-20 2023, tetapi ini semiotika politik.
Kemudian, muncul rilis ke media massa bahwa Dubes Palestina untuk Indonesia tak mempermasalahkan kehadiran Israel U-20 di Indonesia. Palestina menyebutkan bahwa negaranya tidak mau masuk ke dalam pusaran polemik.
Juni 2022 - Israel Lolos Piala Dunia U-20, Indonesia Jamin Israel
Pada 25 Juni 2022, Israel sukses lolos ke Piala Dunia U-20 2023 setelah Serbia tunduk 2-3 dari Austria. Berdasarkan hasil Piala Eropa U-19 2022, Israel sukses menembus Piala Dunia U-20 dengan status runner up Grup B.
Keberadaan timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 memang sudah menjadi polemik di Indonesia sejak mereka memantaskan diri untuk berlaga di Piala Dunia U-20. Namun, Ketua Umum PSSI pada saat itu, Mochamad Iriawan mengatakan bahwa Israel bisa bermain di Indonesia karena dijamin pemerintah.
"Soal Israel, saya rasa sudah ada kesepakatan dengan pemerintah pada tahun lalu [2021]. Siapa pun yang datang, bisa bermain. Israel tetap kami akomodasi," kata Iriawan pada 26 Juni 2022, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (27/3/2023).
Tidak hanya Iriawan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, Zainudin Amali juga menjamin hal yang sama. Bahkan, Menpora meminta masyarakat Indonesia untuk memisahkan urusan politik dan olahraga.
"Sudah kami bahas sejak 2019. Semua negara yang lolos menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023, dipersilakan untuk bermain. Pasti pihak keamanan kita akan memberikan rasa aman," ucap Zainudin.
Alih-alih meredam polemik, pernyataan dari dua instansi yang paling berkaitan dengan Piala Dunia U-20 2023 itu malah semakin memicu penolakan dari lapisan masyarakat. Salah satu kelompok masyarakat yang menolak kehadiran Israel U-20 ke Indonesia adalah Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melalui jumpa pers pada 29 Juni 2022 lalu.
Setelah saat itu, satu persatu kelompok masyarakat pun mulai berani menyatakan penolakan. Utamanya, penolakan dilakukan melalui media sosial dan rilis terbuka kepada media massa nasional.
Namun, isu ini belum memuncak. Pembahasan terkait penolakan Israel ini hanya muncul sesekali.